Sebagai implementasi dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bergerak
menjadi kolaborator dalam acara Kampung Ramadan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kota Surabaya dan British Embassy Jakarta. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengembangkan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang kemudian
disajikan dalam acara ‘PESTIVAL: Pesta dan Festival Kampung Ramadan’. Acara ini
berlangsung di sepanjang jalan Putat Jaya VI B, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan
Sawahan, Kota Surabaya, selama dua hari pada tanggal 30 hingga 31 Maret.
Pada acara ini, dihadiri
langsung oleh East Regional Outreach Manager British Embassy, Erlin
Puspitasari, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Dr. Ikhsan, S.Psi, MM,
Future Cities Programme Manager UK, Barikatul Hikmah, serta perwakilan dari
Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). Selain itu, kegiatan ini juga
melibatkan 120 mahasiswa kewirausahaan dari Unair yang menyelenggarakan pameran
prototipe produk UMKM dengan total 46 stand gabungan bersama masyarakat, dan
100 Mahasiswa Untag Surabaya yang bertugas melakukan review dan promosi produk.
Dosen Arsitektur dari
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr. Ir. RA. Retno Hastijanti,
M.T., IPU, menjelaskan bahwa kegiatan kemahasiswaan yang dihadirkan dalam acara
ini merupakan implementasi dari teori kewirausahaan serta beberapa mata kuliah
seperti Pemukiman Berkelanjutan, Arsitektur Berkelanjutan, dan Metode Riset.
"Selain kegiatan kewirausahaan bersama mahasiswa UNAIR, Mahasiswa Untag
Surabaya dapat menerapkan teori-teori dari beberapa mata kuliah. Sebagai
contoh, dalam mata kuliah Pemukiman Berkelanjutan, mahasiswa dapat melakukan
review produk masyarakat dan menggerakkan roda ekonomi cukup di depan
rumah," jelas Dr. Retno Hastijanti, yang akrab disapa Hasti.
Sebagai institusi pendidikan
yang nasionalis dan berbasis masyarakat, Hasti berharap para mahasiswa Untag
Surabaya dapat mengimplementasikan ruang-ruang kota menjadi ruang pembelajaran.
"Keterlibatan langsung mahasiswa dalam masyarakat ini membuktikan bahwa
mahasiswa Untag Surabaya mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Selain
itu, para mahasiswa juga dapat memanfaatkan kesempatan ini sebagai ruang kelas
mereka," lanjutnya.
Sementara itu, Erlin
menyatakan bahwa tahun ini adalah peringatan 75 tahun hubungan diplomatik yang
erat antara Inggris dan Indonesia, didasarkan pada nilai-nilai bersama dan
demokrasi. Baginya, Surabaya memiliki peran penting dalam mendukung
persahabatan antara Inggris dan Indonesia. "Acara yang kita saksikan hari
ini merupakan contoh nyata inisiatif dari kedua negara yang memiliki dampak
yang sangat luas dan mempererat ikatan antara Inggris dan Indonesia, khususnya
dengan Kota Surabaya," ujarnya.
Mewakili Wali Kota Surabaya,
M. Ikhsan mengungkapkan harapannya agar festival semacam ini dapat diadakan
kembali pada momentum-momentum lain, seperti Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS),
Peringatan 17 Agustus, dan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November. "Ada
banyak momen yang dapat kita kolaborasikan bersama untuk mengembangkan dan
meningkatkan produk UMKM guna mendukung perekonomian masyarakat lokal. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama untuk
mewujudkan kesuksesan acara ini, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM
(Kemenkop-UKM), LPDB, KUMKM, universitas lokal, berbagai mitra, dan para
sponsor," tutur mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini. (iy/rz)