Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menyelenggarakan Workshop Penulisan Proposal Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 pada Rabu, 12 Maret 2025. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Q210 Gedung Prof. Dr. Roeslan Abdulgani ini diikuti oleh perwakilan Himpunan Mahasiswa (Hima) dari berbagai program studi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas dan universitas, serta perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Workshop dibuka oleh Kepala Bagian Prestasi Non-Akademik –Moh. Taufik, S.Psi., Psikologi. menekankan pentingnya acara ini dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan menyusun proposal secara efektif. "Hari ini kita akan berlatih bagaimana menulis proposal yang baik, memahami isi yang harus dimasukkan, serta menggali potensi dan permasalahan mitra yang akan diajak bekerja sama," ujarnya dalam sambutan.
Materi utama disampaikan oleh Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T., yang menyoroti bahwa PPK Ormawa bukan sekadar kompetisi proposal, tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk mengasah soft skills, seperti pemecahan masalah, kerja sama tim, kepemimpinan, dan manajemen waktu. "Salah satu tujuan utama PPK Ormawa adalah mendorong kemajuan desa atau kelurahan sesuai dengan topik yang dipilih. Agar program ini berhasil, diperlukan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang terukur," jelas Febby. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Untag Surabaya ini juga menambahkan bahwa keberhasilan program bergantung pada tingkat keterlibatan serta respons positif dari masyarakat sasaran.
Dalam sesi pemaparan, Febby menguraikan 14 topik yang dapat diusung dalam PPK Ormawa beserta indikator keberhasilannya. Para peserta aktif berdiskusi mengenai pemilihan mitra dan teknis penyusunan proposal.
Salah satu peserta dari UKM Teater menanyakan mekanisme pemilihan dosen pembimbing. Menanggapi hal ini, Febby menyarankan agar mahasiswa terlebih dahulu meminta bimbingan dari dosen pembina UKM, dan apabila tidak memungkinkan, Biro Kemahasiswaan dan Alumni siap membantu mencarikan dosen yang sesuai.
Saputri, perwakilan UKM Pramuka, juga mengajukan pertanyaan mengenai topik Desa/Kelurahan Hutan. Febby menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar atau pinggiran hutan dengan mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan. "Mahasiswa yang terlibat dalam program ini akan bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk merancang dan menerapkan konsep pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah tersebut," jelasnya.
Nesya dari Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himanata) menanyakan kemungkinan mengajukan topik berbeda di lokasi mitra yang sama. Febby menyarankan agar pengajuan dilakukan atas nama organisasi yang berbeda, seperti BEM fakultas, untuk memastikan keberlanjutan program tanpa tumpang tindih dengan proposal sebelumnya.
Workshop ini memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa dalam menyusun proposal PPK Ormawa 2025. Dengan bimbingan yang tepat, diharapkan program ini dapat melahirkan inisiatif yang berdampak positif bagi masyarakat desa dan kelurahan di Indonesia. (ra)