Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar acara Sharing Session bertajuk ‘Menulis Sastra Anak dan Remaja di Era Digital’, Selasa (17/6/2025). Kegiatan yang berlangsung di Laboratorium Bahasa FIB tersebut diikuti puluhan mahasiswa sebagai bentuk penguatan kompetensi dalam bidang literasi kreatif.
Acara dibuka oleh dosen Sastra Inggris – Muizzu Nurhadi, S.S., M.Hum., yang menekankan pentingnya mahasiswa memahami industri penulisan sastra sejak dini. “Ini adalah kegiatan kedua kami di tahun 2025 dan sangat istimewa. Kalian akan mendapatkan insight tentang penulisan sastra anak dan remaja. Kalian harus memahami bagaimana proses menulis sastra, dan bagaimana berkarier di bidang ini. Dunia menulis profesional perlu kalian kuasai sejak sekarang,” ujar Muizzu.
Hadir sebagai narasumber utama, Tyas Widjati, penulis buku anak bergambar dan buku aktivitas anak, yang telah aktif menulis sejak 2015. Dalam paparannya, Tyas berbagi pengalaman tentang proses kreatif di balik penerbitan buku anak. “Jika kalian ingin menerbitkan buku, hal pertama yang harus dilakukan adalah riset. Pelajari jenis buku yang pernah diterbitkan oleh penerbit tujuan kalian. Buatlah tema yang tetap menarik dalam beberapa tahun ke depan, karena proses dari naskah ke penerbitan itu biasanya lama,” jelasnya.
Tyas juga mengungkapkan pentingnya kerja sama dengan ilustrator dalam penulisan buku anak bergambar. “Jika diperlukan, cari ilustrator yang bisa mewujudkan imajinasi cerita kalian. Buku anak dengan gambar dan warna menarik sangat menjual. Tapi perlu diingat, kalian akan berbagi royalti dengan ilustrator bila buku diterbitkan,” tambahnya.
Tyas juga turut menyoroti tren buku anak yang saat ini paling diminati, yakni buku aktivitas. “Buku aktivitas anak berisi berbagai kegiatan interaktif seperti mewarnai, menyambung titik, teka-teki, hingga labirin. Buku seperti ini sangat bermanfaat untuk melatih motorik halus, kognitif, dan kreativitas anak-anak,” tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswa bernama Dina menanyakan unsur penting dalam buku anak yang dapat menarik perhatian pembaca. Menanggapi hal tersebut, Tyas menekankan pentingnya membangun konflik yang sesuai dengan dunia anak. “Yang paling penting adalah konflik. Buatlah konflik yang menarik dan relevan agar anak-anak betah membaca sampai akhir,” jawabnya.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Ilmu Budaya Untag Surabaya terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat literasi dan kreativitas mahasiswa. Dukungan dari dosen dan praktisi menjadi pendorong agar lulusan FIB mampu bersaing di industri kreatif dan literasi global. (ra/rz)