Pembinaan
Mahasiswa Wirausaha (P2MW) adalah program dari Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Universitas 17 Agustus
1945 (Untag) Surabaya secara konsisten mendorong mahasiswa untuk mengikutinya. Di
tahun 2024 ini, sebanyak enam belas wirausaha muda Universitas 17 Agustus 1945
(Untag) Surabaya tergabung dalam empat tim berhasil lolos, salah satunya datang
dari kelompok yang diketuai oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi
Bisnis – Bacellia Yolanda Bombaa.
Mengusung judul
pengembangan usaha pada kategori manufaktur dan teknologi terapan ‘JECOWARE :
Piring Estetik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Daun Jati dan Kardus Bekas’,
Bacellia bersama dengan anggota kelompoknya yang terdiri dari tiga mahasiswa
Prodi Administrasi Bisnis lainnya yakni Zefanya Caesy Panjaitan, Irine Putri
Ivana dan Fashya Khoerunnisa ingin memaksimalkan manfaat dari tanaman pohon
jati dengan melalui pembuatan piring ramah lingkungan. “Dari
beberapa tahun yang lalu kami telah menyadari bahwa banyak piring yang terbuat
dari bahan seperti kaca, plastik, atau kardus yang tidak ramah lingkungan. Oleh
karena itu, kami menyajikan inovasi baru yang menggunakan daun jati sebagai
bahan dasarnya," ujar Bacellia saat diwawancarai.
Lebih lanjut,
Bacellia mengungkapkan bahwa saat ini kebanyakan pohon jati hanya memanfaatkan
bagian batangnya, sementara bagian daunnya juga memiliki banyak manfaat.
"Kami sering menemukan daun jati dibuang, sehingga melalui inovasi ini
kami ingin menunjukkan bahwa seluruh bagian dari daun jati dapat
dimanfaatkan," tambahnya.
Bacellia juga
memberikan semangat dan pesan kepada tim P2MW Untag Surabaya yang belum
berhasil lolos. "Dulu saya juga pernah mencoba untuk ikut P2MW namun baru
berhasil pada tahun ini. Menurut saya, semua ide itu bagus, jadi harus terus
mencoba. Never give up!" pintanya.
Sementara
itu, turut terlibat Dosen pembimbing – Dra. Awin Mulyati, M.M. yang mengatakan,
keempat mahasiswa ini memiliki semangat yang tinggi. Mulai dari
proses penyusunan proposal yang dilakukan dengan efektif dan efisien, hingga
mereka mampu memberikan yang terbaik dalam penyusunan proposal mereka.
"Karena mereka kompak sejak awal, motivasinya tinggi, dan mereka tekun, rajin
dalam mengikuti bimbingan, hasilnya pun bisa membanggakan," ungkapnya. (wf/oy/rz)