logo-untag-surabaya

Developed By Direktorat Sistem Informasi YPTA 1945 Surabaya

logo-untag-surabaya

Detail Berita

Dukung Rehabilitasi Hutan Mangrove, Mahasiswa Untag Surabaya Rakit Teknologi Fixed Wing Drone

Mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya - Tengku Bintang Zaky Irmaysa dan timnya, berhasil melewati seleksi untuk mendapatkan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Proposal mereka, PKM - KC (Karsa Cipta), berjudul IUS-Fly: Pemanfaatan Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Fixed Wing Drone Untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan Mangrove'. Tim ini dipandu oleh Dosen dari Fakultas Teknik - Nuril Khomariah, S.ST., M.T.

(23/4), Melalui sesi wawancara, Nuril menjelaskan inisiatif tim yang dibimbingnya untuk menciptakan teknologi yang mempermudah pemantauan kawasan pelestarian hutan mangrove. "Dalam menghadapi tantangan dalam pelestarian dan perawatan hutan mangrove, kami berusaha untuk mengembangkan UAV berbentuk fixed wing yang bertujuan untuk melakukan pemantauan di daerah tersebut," jelasnya.

Berbeda dengan drone konvensional, UAV berbentuk fixed wing yang dikembangkan oleh tim PKM ini memiliki kecepatan dan ketelitian yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaannya. "Ada beberapa keunggulan dari teknologi yang kami kembangkan, salah satunya adalah efisiens yang lebih tinggi karena pengambilan data videonya dilakukan dari ketinggian, sehingga pemantauan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan jelas," tambahnya.

Sebagai ketua tim, Bintang merasa sangat bahagia dan bersyukur karena kerja keras timnya membuahkan hasil yang positif. "Ketika mendengar kabar bahwa kami lolos, saya dan tim merasa sangat bahagia dan bersyukur. Akhirnya, semua kerja keras yang telah kami lakukan dalam menyusun proposal membuahkan hasil yang memuaskan," ujarnya.

Selain itu, Bintang juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi tim dalam proses pembelajaran yang intensif, karena materi yang dipelajari jarang dibahas dalam perkuliahan. "Karena materi yang jarang dibahas dalam perkuliahan, kami harus belajar secara mandiri untuk memahami komponen-komponen pembuatan drone, kelebihan dan kekurangannya, serta berbagai jenis yang ada. Hal ini merupakan tantangan terbesar bagi kami," ungkapnya.

Bintang juga berharap agar tidak ada kendala dalam pelaksanaan dan perakitan komponen produk nantinya, dan berharap teknologi yang mereka ciptakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan pihak-pihak yang membutuhkan. Kami berharap semoga pelaksanaan dan perakitan produk nantinya berjalan lancar tanpa ada kendala teknis. Selain itu, kami juga berharap teknologi yang kami kembangkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan pihak-pihak yang memerlukannya," harapnya. (vs/rz)

 

Sumber: https://untag-sby.ac.id/web/beritadetail/dukung-rehabilitasi-hutan-mangrove-mahasiswa-untag-surabaya-rakit-teknologi-fixed-wing-drone.html



PDF WORD PPT TXT