logo-untag-surabaya

Developed By Direktorat Sistem Informasi YPTA 1945 Surabaya

logo-untag-surabaya

Detail Berita

FAKULTAS PSIKOLOGI GELAR KULIAH UMUM PSIKOLOGI FORENSIK DAN INTERVENSI ADIKSI

Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar kuliah umum bertajuk ‘Psikologi Forensik dan Intervensi Adiksi’ pada Sabtu, 26 April 2025. Acara yang berlangsung di Auditorium Gedung R. Ing Soekonjono ini diikuti ratusan mahasiswa dengan antusias menyimak materi dari para ahli di bidangnya


Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Psikologi – Dr. Rr. Amanda Pasca Rini, M.Si., Psikolog. Dalam sambutannya, Dr. Amanda menekankan pentingnya kuliah umum sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan keterampilan mahasiswa. "Hal ini harus betul-betul kalian manfaatkan, jadi tidak hanya menerima ilmunya, namun juga menerapkannya, baik untuk studi maupun praktik,” ujar Dr. Amanda.


Materi pertama disampaikan oleh Dr. Naomi Soetikno, M.Pd., Psikolog. yang memaparkan bahwa psikologi forensik memiliki peran krusial dalam dunia hukum. "Perannya mencakup evaluasi psikologis terhadap tersangka atau terdakwa. Selain itu, kami juga terlibat dalam profiling kriminal, menilai dampak psikologis terhadap korban, hingga membantu mediasi dalam kasus perdata," jelas Kaprodi Pendidikan Profesi Psikologi Universitas Tarumanegara tersebut.


Mengenai teknik wawancara investigasi, Naomi menuturkan wawancara bertujuan untuk mengungkap kebenaran. "Tujuan utama wawancara dalam psikologi investigasi adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin secara akurat dan objektif. Wawancara ini bertujuan mengungkap kebenaran,” katanya.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa, Wiro, bertanya mengenai apa yang harus dilakukan bila hasil psikolog forensik berbeda dengan penyelidikan polisi. Naomi menegaskan pentingnya berpihak pada keadilan dan data yang sejelas mungkin. "Tugas kita adalah menyajikan hasil secara objektif, semua keputusan ada di tangan penegak hukum," paparnya.


Pertanyaan lain datang dari Supriyono, yang ingin mengetahui posisi kerja seorang Psikolog Forensik. Naomi menjelaskan bahwa psikolog forensik bisa bekerja di bawah jaksa, korban, atau pihak lain, namun integritas, objektivitas, dan kejujuran harus tetap dijaga. "Kita bisa bekerja di bawah jaksa atau bahkan korban, tapi siapapun yang meng-hire kita, integritas, kejujuran, dan objektivitas tetap harus dijaga,” pesan Dr. Naomi.


Materi kedua disampaikan oleh Mulyanto, M.Psi., Psikolog., yang merupakan ASN di Badan Narkotika Nasional (BNN) yang membahas psikologi adiksi sebagai bidang yang mempelajari proses, penyebab, dan dampak kecanduan terhadap perilaku manusia. "Kami berusaha memahami mengapa seseorang mengalami kecanduan, bagaimana kecanduan memengaruhi otak dan perilakunya, serta mencari cara terbaik untuk membantu pemulihan," terangnya.


Dalam sepuluh tahun terakhir, Mulyanto, Psikolog.berpraktik membantu ratusan klien setiap tahunnya yang berjuang untuk pulih di Balai Besar Rehabilitasi BNN, maka dari itu ia turut menjelaskan mengenai pentingnya intervensi adiksi. "Intervensi adiksi adalah upaya sistematis untuk membantu seseorang keluar dari perilaku kecanduannya. Biasanya intervensi melibatkan beberapa pendekatan, seperti terapi motivasi untuk membangun keinginan kuat dalam diri klien untuk berubah,” terangnya.


Dengan menghadirkan narasumber ahli di bidang psikologi forensik dan adiksi, Fakultas Psikologi Untag Surabaya terus berupaya mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga siap berkontribusi secara profesional di tengah masyarakat. (ra/rz)


Sumber: https://untag-sby.ac.id/web/beritadetail/fakultas-psikologi-gelar-kuliah-umum-psikologi-forensik-dan-intervensi-adiksi.html



PDF WORD PPT TXT