Setelah satu
semester mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) inbound batch 3
di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, sebanyak 47 peserta PMM
menggelar acara pelepasan bertajuk Hajatan Nusantara dengan mengenakan pakaian
adat dari berbagai penjuru Indonesia, Jumat, (12/1). Mengusung tema “Gebyar
Kembara Kebhinekaan”, kegiatan ini merupakan persembahan segenap mahasiswa PMM
inbound batch 3 dalam merayakan perjalanan menjelajahi nilai bangsa di Kota
Pahlawan.
Sama seperti
batch sebelumnya, pada program PMM ini seluruh peserta mengikuti perkuliahan
reguler dan kegiatan modul nusantara yang meliputi kebhinekaan, inspirasi,
refleksi, dan kontribusi sosial. Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945
(YPTA) Surabaya – J. Subekti, SH., MM. memandang program PMM ini sebagai bukti
bahwa Indonesia merupakan bangsa yang penuh keberagaman dan perbedaan namun
tetap satu jua. “Di Kampus Merah Putih inilah semua suku bangsa berkumpul untuk
merapatkan keberagaman menjadi satu persatuan yang utuh, salah satunya
tercermin pada acara Hajatan Nusantara ini. Terima kasih sudah menganggap Untag
Surabaya seperti rumah,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Turut melepas
peserta PMM, Wakil Rektor II Untag Surabaya – Dr. Abdul Halik, MM. menyampaikan
apresiasi dan terima kasih karena telah mempercayai Untag Surabaya sebagai
tempat mengemban ilmu selama satu semester. “Alhamdulillah pengelolaan PMM di
Untag Surabaya mendapatkan respon yang positif, semoga di dalam pelaksanaan
kehidupan sehari-hari, saudara sebagai mahasiswa bisa menyampaikan ke daerah
asal masing-masing bahwa Indonesia ini terdiri dari beraneka ragam suku, ras,
agama, dan bahasa, sehingga Bhineka Tunggal Ika menjadi penting untuk kita
terapkan,” tuturnya.
Ucapan terima
kasih juga disampaikan Kepala Suku PMM inbound batch 3 asal Universitas
Muhammadiyah Sidenreng Rappang – Muh. Syariel Nizam. “Terima kasih kepada
seluruh sivitas akademika Untag Surabaya karena telah menyambut kami dengan
begitu hangat, kampus ini bukan hanya menjadi tempat belajar namun sudah
menjadi rumah dimana kami bisa semakin bertumbuh dan berkembang. Atmosfer
belajar yang inspiratif memberikan fondasi yang kokoh untuk perjalanan
pendidikan kami selanjutnya,” pungkasnya.
“Izakod bekai
izakod kai, yang artinya satu hati dan satu tujuan. Kita memiliki satu tujuan
yang sama, ingin sukses akan masa depan,” tegas mahasiswa asal Universitas
Musamus Merauke – Rexy Julian saat menyampaikan secarik swara. Bagi Rexy,
program PMM ini telah mengubah cara pandangnya terhadap perbedaan. “Bertemu dan
berkomunikasi setiap hari dengan bahasa yang berbeda membuat kita saling
belajar satu sama lain, sehingga perbedaan ini menjadi sebuah makna yang
tercipta dengan sempurna,” lanjutnya.
Pada PMM inbound batch 3 ini fokus pada isu disabilitas serta menanamkan nilai dan karakter bangsa, hal ini disampaikan Koordinator PMM Untag Surabaya – Wiwin Widiasih, S.T., M.T. “Program ini masuk pada kegiatan modul nusantara dan yang menjadi jujukan yakni Kampung Lali Gadget Sidoarjo. Peserta PMM 3 kami ajak belajar, sharing session, dan kontribusi sosial bersama para penyandang disabilitas,” paparnya. Wiwin berharap mahasiswa PMM bisa menularkan semangat dan karakter kebangsaan di tempat asalnya masing-masing. (oy)