Universitas
17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya, mengadakan supervisi Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Non-Reguler untuk periode semester genap tahun akademik 2023/2024. Tujuan dari
supervisi ini adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan serta kualitas
pelaksanaan KKN. Kegiatan supervisi KKN yang mengusung tema ‘Penerapan Inovasi
dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDG’s Desa’ ini dilaksanakan di empat
lokasi di Kecamatan Sukolilo, Surabaya, serta lima desa di Kecamatan Candi,
Sidoarjo, (8/6).
Melalui tinjauannya di Kecamatan
Candi, Wakil Rektor I Untag Surabaya – Harjo Seputro, S.T., M.T., menekankan pentingnya program yang dirancang
oleh mahasiswa sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. “Dalam pelaksanaan KKN,
program-program yang dihasilkan oleh mahasiswa harus sesuai dengan kebutuhan
nyata dari desa tersebut. Inilah harapan Untag Surabaya dari kegiatan KKN,
yaitu agar mahasiswa mampu memberikan manfaat dan dampak positif bagi kehidupan
masyarakat desa,” ujarnya.
Wakil Rektor II Untag Surabaya
– Dr. Abdul Halik, M.M.,
berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk menyelesaikan program mereka dengan baik.
“Selesaikan program yang kalian rencanakan dengan baik. Tinggalkan kesan-kesan
positif karena apa yang telah Anda lakukan akan ditindaklanjuti pada periode
selanjutnya,” tuturnya.
Ketua RW 8 Desa Kalipecabean,
Kecamatan Candi, Sidoarjo, Miftakul, menyampaikan terima kasih kepada Untag Surabaya dan
berharap dapat terus menjalin kerja sama serta saling memberi manfaat. “Kami
sangat berterima kasih atas kesempatan kerja sama dengan rekan-rekan Untag
Surabaya. Kami harap simbiosis mutualisme ini bisa terjaga sehingga kita dapat
saling memberi manfaat satu sama lain,” ucapnya.
Mahasiswa Program Studi Psikologi
Untag Surabaya – Diana
Ekawardani Luva, mengungkapkan bahwa salah satu UMKM masyarakat di Desa
Kendalpecabean, Kecamatan Candi, Sidoarjo adalah penghasil batik cap. Oleh
karena itu, Diana tercetus ide untuk membuat meja batik cap guna meningkatkan
produksi batik cap di desa tersebut. “Selain penghasilan utama UMKM dari
masyarakat di desa ini yang merupakan tambak, ibu-ibu di sini juga memiliki
usaha batik cap yang memiliki motif khas ikan bandeng dan udang. Maka dari itu,
kami memiliki inisiatif untuk membuatkan meja untuk memproduksi batik cap di
sini,” ungkap mahasiswa semester enam.
Tidak hanya itu, Diana juga berharap
selama pelaksanaan mulai dari tanggal 11 hingga 16 Mei 2024, bantuan dari
kelompok KKN-nya dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat
di Desa Kendalpecabean. “Kami berharap bantuan kami dapat meningkatkan
efisiensi dan penghasilan produk sehingga perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat di desa ini semakin meningkat,” harapnya. (vs/rz)