logo-untag-surabaya

Developed By Direktorat Sistem Informasi YPTA 1945 Surabaya

logo-untag-surabaya

Detail Berita

Talkshow UKM Kebangsaan, Upaya Untag Surabaya Menjadi Kampus Inklusif Melalui Gender yang Setara

Talkshow dengan tema 'Mewujudkan Kampus Inklusif: Guna Menuju Kesetaraan Gender Berdasarkan Pancasila' telah diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kebangsaan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya di Hotel Luminor Tenggilis Mejoyo, Surabaya pada tanggal 15 Desember. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai Program Studi. UKM Kebangsaan menjalin kerjasama dengan Institut Sarinah, Kemitraan Sponsorship, dan INKLUSI (Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif).

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I - Harjo Seputro, S.T., M.T. menyampaikan rasa terima kasih dan mengajak semua elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kesadaran akan gender. "Semua elemen masyarakat, semua kelompok masyarakat harus terus bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran gender. Peran Untag Surabaya tidak hanya terlihat pada hari ini, melainkan kami di Untag Surabaya telah lama melakukan langkah-langkah terkait dengan kesadaran kesetaraan gender," jelasnya.

Memasuki acara utama, Tiara Del Vienna, yang menjabat sebagai Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP, bertindak sebagai moderator. Pembicara yang turut hadir melibatkan sejumlah tokoh, termasuk Pembina Ikatan Wanita Untag Surabaya – Nuniek Silalahi, S.S, M.Pd.; Guru Besar Universitas Trunojoyo Madura – Prof. Dr. Nunuk Nuswardani, S.H., M.H.; Program Manager Kemitraan Indonesia – Moch. Yasir Sani, dan Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, yakni Diah Puspitasari, S.Sos., M.Si.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Nunuk menyampaikan kebijakan Permendikbud yang menegaskan bahwa kampus harus dijaga keamanan dan kenyamanannya untuk mendukung perkembangan generasi bangsa. "Kampus ini pada dasarnya adalah tempat untuk tumbuh kembangnya generasi bangsa, tempat melahirkan SDM yang unggul untuk membawa Indonesia maju. Oleh karena itu, kampus harus menjadi lingkungan yang sehat, aman dari perundungan, dan nyaman serta bebas dari kekerasan seksual," ujarnya.

Pada sesi closing statement, Diah memberikan pesan agar mahasiswa turut berperan aktif dalam menjadikan Untag Surabaya sebagai kampus inklusif dan menjadi inspirasi bagi kampus-kampus lain. "Semoga Untag Surabaya dapat menjadi pelopor kampus inklusif melalui penerapan kesetaraan gender, dan memberikan inspirasi bagi kampus-kampus lainnya," tutupnya. (wf/rz)



PDF WORD PPT TXT