Sebagai
bentuk kepedulian terhadap anak Yatim Piatu, Universitas 17 Agustus 1945
(Untag) Surabaya secara konsisten mengundang ratusan anak Yatim Piatu untuk
turut menyemarakkan bulan Suci Ramadhan dengan berdoa dan berbuka bersama,
tepatnya pada sepuluh hari terakhir menjelang hari kemenangan, Senin, (1/4).
Ratusan
anak Yatim Piatu tersebut datang dari tujuh Panti Asuhan di wilayah Surabaya,
diantaranya Pondok Pesantren Yayasan Sosial Roudhotul Jannah, Yayasan Yatim
Piatu Miftachul Chuluk Sidosermo, Panti Asuhan Al Hasyimi Kedung Thomas, Panti
Asuhan Toriqul Jannah, Yayasan Bismar Al Mustaqim, Panti Asuhan Ibnu Sina dan
Panti Asuhan Yayasan Ad-Da’wah.
Turut
hadir secara langsung Pengurus Yayasan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya dan Rektor
Untag Surabaya - Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA beserta jajarannya
yang menyambut hangat ratusan anak Yatim Piatu di Gedung R. Ing. Soekonjono
lantai satu.
Prof.
Nugroho sapaan akrabnya, mengucapkan terima kasih kepada tujuh panti asuhan
yang terlibat. “Alhamdulillah, Untag Surabaya selalu menggelar buka puasa
bersama adik-adik yatim piatu, semoga hal baik ini dapat berjalan secara lancar
kedepannya, dan selalu membawa keberkahan bagi Untag Surabaya,” pungkasnya.
Disela
acara berlangsung, Prof. Nugroho juga mengajak anak Yatim Piatu berinteraksi
secara langsung dengan menanyakan bagaimana perasaannya ketika diundang buka
puasa bersama di Untag Surabaya. “Kami mengundang adik-adik untuk bisa
melaksanakan tausiyah dan buka puasa bersama ini harapannya agar Untag Surabaya
selalu terkenang di benak mereka dan kelak bisa menjadi pilihan mereka dalam melanjutkan
studinya,” lanjutnya.
Tidak
hanya sebatas berdoa dan buka puasa bersama, turut mengundang penceramah Ustadz
Ismail Abduh untuk Tausiah Ramadhan dan menyuguhkan hiburan cerita dongeng yang
dibawakan oleh Pegiat Literasi – Bahana Patria. “Hal ini dilakukan agar
anak-anak Yatim Piatu bisa mengingat pesan moral yang baik-baik,” ujar Prof.
Nugroho saat diwawancara.
Sementara
itu, Bahana Patria juga menanggapi Untag Surabaya yang sudah memberikan
kesempatan baginya untuk menampilkan dongeng yang didalamnya berisi pesan moral,
dengan harapan akan mudah diterima oleh anak-anak. "Salah satu bentuk
edukasi tahap awal dan mendidik salah satunya dengan menampilkan hiburan
melalui boneka, hal ini akan mudah diterima di usia mereka,” terang Bahana yang
juga sebagai Wartawan di salah satu media. (oy/rz)