Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya menyelenggarakan kegiatan refleksi bertajuk Putra Sang Fajar Mencari, Menggali, dan Mempersembahkan Pancasila, Rabu, 18 Juni 2025. Acara yang berlangsung di Gedung Graha Wiyata ini diikuti 204 pejabat struktural Untag Surabaya, kepala sekolah, guru besar, serta perwakilan mitra kerja sama.
Acara dibuka secara khidmat dengan lagu Indonesia Raya tiga stanza, disusul penampilan Tari Remo ‘Bolet’ oleh siswa SMA 17 Agustus 1945 Surabaya yang merepresentasikan semangat perjuangan khas Jawa Timur. Nuansa reflektif semakin terasa saat pembacaan puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” oleh Adinda Dyah Pitaloka, serta persembahan musik membangkitkan semangat kebhinekaan dari 10 Bidadari komunitas Indonesia Merayakan Perbedaan (IMP).
Rektor Untag Surabaya – Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., menyampaikan bahwa Juni merupakan bulan historis bagi bangsa Indonesia. “Proses perenungan Bung Karno di pengasingan antara 1934–1938 menjadi fondasi Pancasila. Gagasan itu lahir dari pergulatan pemikiran dan interaksi dengan rakyat kecil, seperti petani Marhaen,” jelasnya. Prof Nugroho, sapaan akrabnya menambahkan, semangat ini sejalan dengan visi Catur Dharma Untag yang mencakup pembentukan karakter kebangsaan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua YPTA Surabaya – J. Subekti, S.H., M.M., menuturkan kisah Bung Karno sebagai Putra Sang Fajar. “Soekarno tumbuh dari proses pendidikan di tanah Jawa hingga Bandung, dipertemukan dengan realitas petani Marhaen, hingga akhirnya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara pada 1 Juni 1945,” paparnya.
J. Subekti juga menegaskan pentingnya memahami kembali tiga dokumen utama yang merekam lahirnya Pancasila: pidato Bung Karno 1 Juni 1945 disertai kata pengantar dari Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (Ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tertanggal 1 Juli 1947, Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan surat Bung Hatta tahun 1978. “Pancasila bukan sekadarhistoris penting, namun tapi falsafah hidup bangsa. Maka, generasi kini harus memahami dan menghidupkannya dalam tindakan,” tandas J. Subekti.
Sejumlah mitra kerja seperti PT Jatayu dan MIR Insurance menyampaikan apresiasi atas acara tersebut yang dinilai mampu membangkitkan kesadaran sejarah dan memperkuat identitas nasional di tengah tantangan global saat ini.
Sejumlah mitra kerja sama, termasuk perwakilan PT Jatayu dan MIR Insurance, mengapresiasi kegiatan ini sebagai pengingat pentingnya pelurusan sejarah. Dekan Fakultas Psikologi Untag Surabaya menyebut lawatan Rektor ke Ende sebagai simbol konkret pelestarian nilai-nilai Pancasila.